Judul :Pengukuran
I.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk
menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil membandingkannya
dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan. (Drs. Soejoto dan Drs.
Euis Sustinis MS, 1993:1)
Pengukuran merupakan salah satu kegiatan yang menunjukkan
untuk mengidentifikasi besar atau kecilnya suatu obyek. Pengukuran adalah suatu
prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif baik data
yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan
dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan
prosedur yang jelas dan benar. Pengukuran bertujuan untuk mengetahui nilai atau
besarnya sesuatu. Alat-alat ukur seperti penggaris dan meteran gulung digunakan
untuk mengukur panjang, neraca atau timbangan digunakan untuk mengukur berat
atau massa, gelas ukur digunakan untuk mengukur volume. Alat-alat tersebut
dipakai untuk mengukur sesuatu yang disebut besaran, dan hasilnya biasa
dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam pengukuran ada yang dikenal dengan istilah
besaran. Sesuatu yang dapat dinilai dengan menggunakan alat ukur tertentu yang
mempunyai satuan disebut besaran. Besaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu
besaran pokok dan besaran turunan.
1.
Besaran Pokok
Besaran Pokok adalah besaran yang
satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak bergantung pada
satuan-satuan besaran lain. (Drs. Edi Istiyono, 2004:16)
Tabel 1. Besaran Pokok
No.
|
Besaran
|
Lambang
|
Satuan
|
Lambang satuan
|
1.
|
Panjang
|
l
|
Meter
|
M
|
2.
|
Massa
|
m
|
Kilogram
|
Kg
|
3.
|
Waktu
|
t
|
Sekon
|
S
|
4.
|
Kuat arus listrik
|
i
|
Ampere
|
A
|
5.
|
Suhu
|
T
|
Kelvin
|
K
|
6.
|
Jumlah zat
|
N
|
Mol
|
mol
|
7.
|
Intensitas Cahaya
|
I
|
Kandela
|
cd
|
2.
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih
besaran pokok. Satuan dari besaran turunan tergantung pada satuan besaran
pokok. (Drs. Edi Istiyono, 2004:22)
Tabel 2.
Contoh-contoh besaran turunan
No
|
Besaran
|
Lambang
|
Satuan
|
Lambang Satuan
|
1.
|
Luas
|
A
|
Meter Persegi
|
m2
|
2.
|
Volume
|
V
|
Meter Kubik
|
m3
|
3.
|
Kecepatan
|
v
|
Meter persekon
|
m/s
|
4.
|
Percepatan
|
a
|
Meter persekon kuadrat
|
m/s2
|
5.
|
Gaya
|
F
|
Newton
|
N= kg.m/s2
|
6.
|
Usaha
|
W
|
Joule
|
J=kg.m2/s2
|
7.
|
Daya
|
P
|
Watt
|
W=kg.m3/s2
|
B. Satuan Pengukuran
Suatu pengukuran harus mencakup baik
kuantitas maupun periang tentang apa yang diukur. Detik atau sekon (s), meter
(m), dan kilogram (kg) kesemuanya merupakan suatu pengukuran.
Satuan baku pengukuran adalah suatu
satuan yang digunakan sebagai pembanding hasil pengukuran lainnya. Satuan baku
pengukuran biasanya disimpan di suatu tempat dan dijaga agar tidak berubah
karena pengaruh-pengaruh seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain. Suatu satuan
baku pengukuran harus memenuhi tiga persyaratan. Ketiga persyaratan tersebut
adalah mudah didapat, seragam, dan dikenal secara universal. Pertama, satuan
baku pengukuran harus mudah didapat dalam artian bahwa satuan baku itu harus
terdapat di seluruh daerah pemakainya. Kedua, satuan baku pengukuran yang
seragam akan selalu memberi hasil pengukuran yang identik. Ketiga, satuan baku
pengukuran harus dikenal secara universal sebab tanpa ini satuan pengukuran itu
belum dapat dikatakan baku.
Berdasarkan kesepakatan para ahli,
beberapa satuan baku pengukuran dikumpulkan dalam suatu sistem. Salah satu
sistem pengukuran yang sangat terkenal adalah Sistem Internasional atau SI. SI
atau Sistem Internasional yang juga sering disebut sistem metrik, adalah sistem
yang dikenal secara luas dan sekarang digunakan oleh hampir semua bangsa di
dunia. Penggunaan “bahasa” pengukuran yang universal memungkinkan terjadinya
komunikasi IPA secara internasional. (Supriyono Koes H. dan Prabowo, 1998:2
C. Mengukur dengan Menggunakan Alat
1.
Mengukur Panjang
Panjang didefinisikan sebagai jarak antara dua titik. Satuan
panjang dalam sistem metrik adalah meter. Satu meter
dinyatakan sebagai 1/299.792.458 jarak perjalanan cahaya dalam ruang hampa
selama 1 detik. Alat ukur panjang yang telah menggunakan SI adalah mistar,jangka
sorong, dan mikrometer sekrup. Mistar digunakan untuk mengukur benda dengan
ketelitian 0,05 cm atau 0,5 mm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter
pipa dan ketebalan benda tipis dengan ketelitian 0,1 mm, sedangkan mikrometer
sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar, seperti kelereng/ peluru
dan plat yang sangat tipis. Ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0,01 mm.
2.
Mengukur Massa
Massa adalah
suatu besaran yang menyatakan jumlah zat atau materi yang terkandung dalam
suatu benda. Menurut sistem Internasional (SI), satuan besaran massa adalah
kilogram (kg). Definisi kilogram standar adalah “Satuan kilogram adalah massa
sebuah silinder platina iridium yang aslinya disimpan di kota Sevres dekat
paris.” Satu kilogram standar disamakan dengan massa satu liter air murni pada
suhu 4ºC.Alat ukur massa secara umum disebut neraca. Beberapa jenis
neraca, di antaranya: neraca pasar, neraca analitis, neraca berlengan, dan
neraca O’Hauss. Neraca pasar digunakan untuk menimbang kebutuhan pokok (bahan
makanan) rumah tangga, seperti sayuran, beras, minyak, gula, dan sebagainya.
Neraca ini memiliki anak timbangan dengan ukuran terbesar 5 kg dan ukuran
terkecil 50 g. Dalam dunia perdagangan, digunakan juga neraca analitis yang
berfungsi untuk mengukur massa emas. Berbeda dengan neraca O'Hauss, neraca ini
banyak digunakan di laboratorium untuk mengukur massa jenis unsur/senyawa dalam
penelitian ilmiah. Neraca ini memiliki ketelitian hingga 10 mg.
3.
Mengukur Suhu
Satu hal yang
secara dini dapat dirasakan oleh anak-anak adalah panas dan dinginnya suatu
benda. Secara umum, perubahan ukuran karena perubahan suhu merupakan sifat
semua materi, tidak peduli apakah materi itu berupa zat padat, zat cair, atau
gas. Sifat semacam ini merupakan dasar untuk pembuatan alat ukur suhu pada
umumnya Thermometer alkohol atau air raksa dalam tabung kaca. Skala suhu yang
disepakati pada konferensi tahun 1960 didasarkan pada titik suhu tertentu yang
disebut tripel air. Pada titik tripel itu terjadi kesetimbangan zat padat, zat
cair, dan gas. Suhu sebesar 273,16 K merupakan suhu pada titik tripel itu.
Titik beku air adalah 273,15 K yang tepat sama dengan 0º pada skala suhu
Celcius.
4.
Mengukur Waktu
Alat yang
biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah jam dan stopwatch. Pada jam
terdapat jarum panjang yang berfungsi untuk menunjukkan sekon atau detik. Satu
putaran jarum panjang lamanya 1 menit dan mencakup 60 skala. Jadi, satu skala
yang ditunjuk jarum panjang menyatakan 1 sekon. Pada stopwatch, satu putaran
jarum menunjukkan 30 sekon. Artinya, 1 skala menunjukkan 0,5 sekon. Jadi,
dengan menggunakan stopwatch,pengukuran dapat lebih teliti sampai 0,5 sekon. Jam
atau stopwatch ada yang menggunakan sistem analog atau sistem digital. Pada
sistem analog penunjukan nilai waktu dengan jarum sehingga alat ini
memanfaatkan pegas. Adapun sistem digital penunjukan nilai waktu dengan angka.
Batas ketelitian stopwatch analog sampai 0.1 sekon, sedangkan yang digital
dapat mencapai 0,001 sekon. Adapun alat ukur waktu lain adalah kronometer. Alat
ini dapat mengukur waktu lebih teliti daripada stopwatch. Jam atom cesium
adalah alat pengukuran waktu yang sangat tinggi ketepatannya.
II. PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
A.
Praktikum
1 :Pengukuran Panjang
1.
Alat
:
a.
Mistar
b.
Jengkal
2.
Bahan
:
a.
Meja
b.
Papan Tulis
3.
Langkah Kerja :
a.
Menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan saat melakukan pengamatan.
b.
Mengukur panjang
meja dengan menggunakan mistar dan jengkal, lalu diamati.
c.
Mengukur panjang
papan tulis dengan menggunakan mistar dan jengkal, lalu diamati.
d.
Membuat tabel pengamatan
sesuai kreatifitas dengan hasil yang telah diperoleh saat melakukan pengamatan.
e.
Membuat kesimpulan
dari hasil pengamatan yang telah diperoleh.
B.
Praktikum 2 : Pengukuran
Massa
1.
Alat :
a.
Neraca ohaus
b.
Baterai sebanyak 1
buah
c.
Batu sebanyak 1
buah
2.
Bahan:
-
3.
LangakahKerja:
a.
Menyediakan alat
dan bahan yang akan digunakan saat melakukan pengamatan.
b.
Mengukur massa dari
baterai sebanyak 1 buah dengan menggunakan neraca ohaus.
c.
Mengukur massa dari
batu dengan menggunakan neraca ohaus.
d.
Membandingkan massa
kedua benda tersebut.
e.
Membuat tabel
pengamatan sesuai kreatifitas.
f.
Membuat kesimpulan
dari pengamatan.
C.
Praktikum 3 : PengukuranSuhu
1.
Alat :
a. Thermometer 1 buah
b. Bejana Kaca 1 buah
c. Pengaduk/sendok kecil 1 buah
d. Bunsen/Lampu Spiritus 1 buah
e. Kaki pembakar 1 buah
2.
Bahan :
a. Es batu secukupnya
3.
Langkah Kerja :
a.
Menyediakan alat
dan bahan yang diperlukan saat melakukan pengamatan.
b.
Mengisi bejana kaca
dengan bongkahan es yang telah dihancurkan.
c.
Memanaskan bejana
dengan nyala api yang kecil dan aduklah pelan-pelan secara terus menerus sampai
mencapai suhu 100 ͦC.
d.
Memperhatikan
perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga perubahan suhu yang
tertera pada termometer.
e.
Mengukur suhu pada
bejana tersebut ketika es melebur (dari padat ke cair), proses pencairan
kemudian mulai memanas, suhu air meningkat (keluar gelombang air), timbul suara
air mendidih, titik didih air maksimum (100 ͦ C).
f.
Mencatat setiap ada
perubahan suhu dan perubahan wujud pada lembar pengamatan.
g.
Membuat tabel
pengamatan sesuai kreatifitas.
h.
Membuat kesimpulan
dari hasil pengamatan yang telah diperoleh.
D.
Praktikum 4 : PengukuranWaktu
1.
Alat :
a.
Stopwatch
2.
Bahan :
a.
Lembar pengamatan
b.
Pulpen
3.
Langkah Kerja :
a.
Menyediakan alat
dan bahan yang dibutuhkan pada saat melakukan pengamatan.
b.
Mengukur detak
denyut nadi 2 teman sebelumnya, setelah berlari sekitar 2 menit. Kemudian
mengukur dengan menggunakan alat stopwatch selama 1 menit.
c.
Denyut Jantung
normal anak-anak 10 tahun, lebih tua, dan orang dewasa (termasuk manula) : 60 –
100 denyut per menit. Jika hasil perhitungan denyut jantung kurang atau
melebihi dari angka di atas, berarti ada masalah.
d.
Membuat tabel
pengamatan sesuai kreativitas.
e.
Membuat kesimpulan
dari hasil pengamatan yang telah diperoleh.
III. HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM
A.
Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Pengukuran
Panjang
B.
Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Pengukuran
Massa
C.
Hasil Pengamatan Praktikum 3 :
Pengukuran Suhu
D.
Hasil Pengamatan Praktikum 4 :
Pengukuran Waktu
IV.
ANASLIS
HASIL PENGAMATAN PRAKTIKUM
A.
Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 1 : Pengukuran
Panjang
Pertama-tama pengamat menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan. Alatnya
yaitu mistar dan jengkal. Bahannya yaitu papan tulis dan meja. Setalah alat dan
bahan sudah siap, pengamat langsung mengukur papan tulis dan meja dengan
menggunakan mistar dan jengkal. Setelah itu pengamat mencatat berapa panjang
dari papan tulis dan meja tersebut. Setelah pengamatan dilakukan, pengamat
membuat tabel hasil pengamatan dan mebuat kasimpulan berdasarkan hasil
pengamatan.
Pada pengukuran panjang papan tulis dan meja menggunakan mistar berbeda
dengan menggunakan jengkal. Hasil pengukuran panjang papan tulis dengan
menggunakan mistar yaitu 243,6 cm, sedangkan pengukuran panjang papan tulis dengan
menggunakan jengkal yaitu 11. Dan pengukuran yang kedua yaitu pengukuran
panjang meja, hasil pengukuran menggunakan mistar 169,1 cm dan hasil pengukuran
menggunakan jengkal yaitu 7 + 7 jari.
Pengukuran dengan menggunakan mistar lebih akurat karena mistar memiliki
skala ukur yang telah ditetapkan, sehingga hasil pengukuran lebih akurat.
Sedangkan pengukuran menggunakan jengkal
tidak akurat karena setiap orang memiliki ukuran jengkal yang
berbeda-beda.
B.
Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 2 : Pengukuran
Massa
Pertama-tama pengamat menyediakan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Alatnya yaitu Neraca Ohaus, baterai sebanyak 1 buah dan batu
sebanyak 1 buah. Setelah alat dan bahan sudah siap, pengamat mengukur massa
dari baterai dan batu. Kemudian, pengamat membandingkan massa kedua benda
tersebut. Setelah pengamatan dilakukan, pengamat membuat tabel hasil pengamatan
dan membuat kesimpulan dari hasil pengamatan. Pada setiap benda memiliki massa yang berbeda-beda. Massa benda
pada baterai yaitu 57,95 gr. Adapun massa pada batu yaitu 33,63 gr.
Setiap benda memiliki massa yang berbeda-beda tergantung
dari jenis bahannya. Misalkan baterai dan batu memiliki massa yang berbeda-beda
ketika di ukur.
C.
Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 3 :
Pengukuran Suhu
Pertama-tama
pengamat menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan. Alatnya yaitu Thermometer
1 buah, bejana kaca 1 buah, pengaduk/sendok kecil 1 buah, bunsen/lampu spiritus
1 buah, dan kaki pembakar 1 buah. Bahannya yaitu es batu secukupnya. Setelah
alat dan bahan sudah siap, pengamat memasukkan es batu, kemudian pengamat
memasukkan Thermometer ke dalam bejana kaca yang berisi es batu tersebut dan mencatat
suhu yang terlihat pada Thermometer tersebut. Kemudian pengamat menyalakan
pembakar spiritus dan memanaskan air tersebut selama beberapa menit. Setelah
itu pengamat mencatat suhu air tersebut dengan menggunakan Thermometer. Setelah
pengamatan dilakukan, pengamat membuat tabel hasil pengamatan dan membuat
kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil pengukuran
suhu es batu pada saat sebelum dipanaskan yaitu 8 ͦ C dan pada saat
es batu tersebut telah dipanaskan hasilnya yaitu 27 ͦ C. Jadi suhu
es batu sebelum dipanaskan berbeda dengan suhu es batu yang sudah dipanaskan.
Suhu sebelum benda
dipanaskan lebih rendah dari suhu benda setelah dipanaskan. Ini berarti suhu
dipengaruhi oleh pemanasan.
D.
Analisis Hasil Pengamatan Praktikum 4 :
Pengukuran Waktu
Pertama-tama
pengamat menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan. Alatnya yaitu stopwatch.
Bahannya yaitu lembar pengamatan dan pulpen. Setelah alat dan bahan sudah siap,
pengamat mengukur detak denyut nadi 2 orang. Kemudian pengamat mengukur dengan
menggunakan stopwatch selama 1 menit.
Setelah itu pengamat menyuruh 2 orang itu untuk berlari selama ±2 menit.
Kemudian pengamat mengukur kembali detak denyut nadi seseorang tersebut selama
1 menit. Dan pengamat mengukur dengan menggunakan stopwacth. Setelah pengamatan
dilakukan, pengamat membuat tabel hasil pengamatan dan membuat kesimpulan dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan.
Hasil pengukuran
denyut nadi kedua orang tersebut berbeda pada saat setelah berlari dan sesudah
berlari. Denyut nadi saudari Nopiyanti sebelum berlari (84 denyut per menit)
dan sesudah berlari (96 denyut per menit). Pengukuran denyut nadi pada saudara
Gusti Satrio yaitu sebelum berlari (66 denyut per menit) dan sesudah berlari
(127 denyut per menit).
Cepat lambatnya
denyut nadi seseorang, dipengaruhi oleh banyaknya tenaga yang dikeluarkan.
V.
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan Praktikum 1 : Pengukuran
Panjang
Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang menunjukkan
perbandingan langsung dari benda yang diukur langsung dengan berbeda skala
asli. Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda. Adapun alat ukur panjang yang telah menggunakan SI adalah mistar,jangka sorong,
dan mikrometer sekrup.
B.
Kesimpulan Praktikum 2 : Pengukuran
Massa
Massa adalah suatu
besaran yang menyatakan jumlah zat atau materi yang terkandung dalam suatu
benda. Alat ukur massa secara umum disebut neraca. Beberapa jenis
neraca, di antaranya: neraca pasar, neraca analitis, neraca berlengan, dan
neraca O’Hauss. Neraca pasar digunakan untuk menimbang kebutuhan pokok (bahan
makanan) rumah tangga, seperti sayuran, beras, minyak, gula, dan sebagainya.
C.
Kesimpulan Praktikum 3 :
Pengukuran Suhu
Secara umum,
perubahan ukuran karena perubahan suhu merupakan sifat semua materi, tidak
peduli apakah materi itu berupa zat padat, zat cair, atau gas. Skala suhu yang
disepakati pada konferensi tahun 1960 didasarkan pada titik suhu tertentu yang
disebut tripel air. Pada titik tripel itu terjadi kesetimbangan zat padat, zat
cair, dan gas. Suhu sebesar 273,16 K merupakan suhu pada titik tripel itu.
Titik beku air adalah 273,15 K yang tepat sama dengan 0º pada skala suhu
Celcius.
D.
Kesimpulan Praktikum 4 :
Pengukuran Waktu
Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah jam dan stopwatch.
Satu putaran jarum panjang lamanya 1 menit dan mencakup 60 skala. Jadi, satu
skala yang ditunjuk jarum panjang menyatakan 1 sekon. Pada stopwatch, satu
putaran jarum menunjukkan 30 sekon. Artinya, 1 skala menunjukkan 0,5 sekon.
DAFTAR PUSTAKA
Humizar, Sarlem. 2005. Dunia Fisika 1 untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Penerbit Erlangga
Istiyono
Edi. 2004. Sains Fisika untuk Kelas X.
Jakarta: Intan Parmata.
Karim Saeful, dkk. 2009. Belajar IPA I Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Prabowo. 1998. Konsep-Konsep Dasar IPA. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Rohima Iip, dkk. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/ MTs
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan.
Soejoto. 1993. Pentunjuk
Praktikum Fisika Dasar. Makassar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Tinggi.
Tim Dosen. 2014. Konsep
Dasar Ipa 1. Makassar: Universitas Negeri Makassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar